1.
Kura-kura
Buaya

Sumber : Google.com
a.
Sistematika
Kingdom :
Animalia
Filum : Chordata
Kelas
: Reptilia
Ordo : Testudinata
Family
: Chelydridae
Genus
: Macrochelys
Spesies
: Macrochelys
temmincki
b.
Pola
Warna
Kura-kura ini mempunyai warna
abu-abu, coklat, hitam dan hijau zaitun yang biasanya ditutupi oleh ganggang
yang tumbuh ditubuhnya.
c.
Ciri
umum : Aligator snapping adalah salah satu kura-kura air
terbesar. Kura-kura ini adalah spesies tunggal dari genus Macrochelys.
Kura-kura ini dikategorikan kura-kura full aquatik karena setelah menetas
kura-kura ini akan masuk ke air dan tidak akan pernah kembali ke daratan,
kecuali kura-kura betina hanya akan kembali kedaratan saat bertelur.
d.
Makanan : Karnivora ikan dan bangkai ikan, invertebrata,
bangkai dan amfibiular, anak buaya, dan kura-kura lainnya. Di penangkaran
mereka dapat hampir mengkonsumsi segala jenis daging termasuk daging sapi,
ayam, dan babi.
e.
Habitat : Perairan dalam dan deras seperti di
Sungai dan Danau
f.
Penyebaran: perairan Amerika Tenggara dari
Kawasan Texas Timur bagian timur sampai ke wilayah Florida, utara sampai
tenggara Kansas, Missouri, Iowa bagian tenggara, sebelah barat Illinois,
Indiana bagian selatan, sebelah barat Kentucky, dan sebelah timur Tennessee.
g.
Asal
: Amerika
Utara
h.
Status : terancam punah
i.
Ciri Khas : Memiliki Carapac yang bergerigi besar berbentuk
seperti punggung buaya
j.
Reproduksi : Kura-kura ini mencapai kematangan
seksual pada umur sekitar 12 tahun. Perkawinan berlangsung tahunan dari awal semi
di selatan dan musim semi di utara. Sekitar 2 bulan kemudian betina bertelur.
betina dapat bertelur hingga 10-50 telur. Jenis kelamin kura-kura ditentukan
oleh suhu pada saat inkubasi. Sarang biasanya dibuat sekitar 50 meter dari
tepian air, ini dilakukan untuk mencegah sarang tergenang dari air. Inkubasi
berlangsung selama 100-140 hari, dan kemudian setelah itu menetas pada sekitar
awal musim gugur. kura-kura ini dapat hidup selama 200 tahun. Tapi pada umumnya
kura-kura ini dapat mencapai umur sekitar 80-120 tahun lebih. Sedangkan di
dalam penangkaran kura-kura ini dapat hidup antar 20 sampai 70 tahun.
2.
Kura-Kura
Bintang

Sumber : Dokumentasi pribadi
a.
Sistematika
Kingdom :
Animalia
Phylum :
Chordata
Kelas : Reptil
Ordo :
Testudinata
Famili :
Testudinidae
Genus : Geochelone
Spesies : Geochelone
elegans
b.
Pola
Warna : Memiliki warna putih kekuningan di bagian carapac
c.
Ciri
Umum
: Memiliki ukuran relatif kecil dibanding kura-kura darat umumnya. Memiliki
karapac yang cembung dan scutes bagian atas membentuk gundukan-gundukan. Mempunyai
kepala sedang, dahi agak menonjol atau cembung dan ditutupi perisai yang agak
besar dan tidak teratur. Ukuran Indian Star betina jauh lebih besar dari yang
jantan. Betina mempunyai bentuk yang lebih bulat dan buntut jantan lebih
panjang dibanding betina. Bagian bawah jantan kelihatan agak cekung dan betina
kelihatan agak datar. Mempunyai karapac hitam dengan garis-garis kuning yang
membentuk seperti bintang. Memiliki rahang yang kuat Jumlah kaki ada 4 dan
terdapat sisik, memiliki masing-masing kaki 4 jari yang tajam
d.
Makanan
: Herbivora memakan Rumput-rumpan, buah-buahan atau kaktus Opuntia.
e.
Habitat
: Hutan semak, padang rumput kering, dan hutan savanna.
f.
Penyebaran
: India, Srilangka, serta Birma
g.
Asal
: India
h.
Ciri
Khas
: Motif seperti bintang dibagian karapaks
i.
Status
: Red List (International Union of Conservation of Nature), masuk dalam
Apendiks II CITES
j.
Reproduksi
: Ovipar atau bertelur,
bereproduksi 2 sampai 3 kali dalam setahun. Memiliki Periode bunting selama 60-90
hari, masa inkubasi telur adalah 90-120 hari. Bertelur sebanyak 1-6 butir
telur. Masa kematangan seksual kura-kura betina yaitu 8-12 tahun, sedangkan
kura-kura jantan 6-8 tahun. Pada musim hujan kura-kura mulai memasuki masa
reproduksinya yaitu sekitar pertengahan Juli-November. Dalam satu wilayah
dihuni oleh beberapa pasang kura-kura saat musim kawin tiba. Mereka akan kawin
pada saat malam hari. Setelah kopulasi, kura-kura betina akan mencari tempat
yang cocok untuk meletakkan telur-telurnya dengan membasahi tanah tersebut
menggunakan air kencingnya. Kura-kura memasukkan telur ke dalam lubang, menutup
lubang tersebut dan meratakannya menggunakan plastron. Tukik yang menetas
memiliki berat 25-45 g.
3.
Komodo
Dragon
a.
Sistematika
Kerajaan : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Reptilia
Ordo : Squamata
Famili : Varanidae
Genus : Varanus
Spesies : Varamus
komodoensis
b.
Ciri
umum :Jumlah Kaki dan Jari :4 dan 5 jari dengan cakar yang tajam
.Warna sisik tubuh : abu- abu
gelap sampai merah batu bata., Gigi : 60 buah gigi, panjang sekitar 2.5 cm,
yang kerap berganti. Ukuran Tubuh : Besar .Panjang Tubuh ; 3 meter. Berat : 70
kg
c.
Ciri
Khas : Komodo tak memiliki indera pendengaran, meski
memiliki lubang telinga.Biawak ini mampu melihat hingga sejauh 300 m, namun
kurang baik melihat di kegelapan malam,Komodo mampu berdiri di atas kedua
kakinya, kebiasaannya menelengkan
kepalanya ke kanan dan ke kiri ketika berjalan, komodo dapat mendeteksi
keberadaan daging bangkai sejauh 4—9.5 kilometer. Makanan : reptil lain,burung dan telurnya, mamalia
kecil.
d.
Habitat
: padang rumput kering terbuka, sabana dan
hutan tropis pada ketinggian rendah
e.
Status
: oleh IUCN Redlist dikatagorikan dalam status konservasi Rentan(Vurnerable)
f.
Penyebaran:
Pulau komodo, flores,rinca dan padar indonesia
g.
Asal
:Pulau komodo, flores,rinca dan padar
indonesia.
h.
Perilaku:
aktif pada siang hari ,binatang yang penyendiri, berkumpul bersama hanya pada
saat makan dan berkembang biak .Untuk tempat berlindung, komodo menggali lubang
selebar 1–3 meter. Musim kawin terjadi antara bulan Meidan Agustus,
dan telur komodo diletakkan pada bulan September.[Selama periode
ini, komodo jantan bertempur untuk mempertahankan betina dan teritorinya dengan
cara "bergulat"
i.
Reproduksi
:Musim kawin terjadi antara
bulan Meidan Agustus, dan telur komodo diletakkan pada bulan
September.[Selama periode ini, komodo jantan bertempur untuk
mempertahankan betina dan teritorinya dengan cara "bergulat"
4.
Ular Boa
Ular Boa
a.
Sistematika:
Kingdom : Animalia
Filum :
Chordata
Kelas :
Reptilia
Ordo :
Squamata
Famili :
Boidae
Genus :
Boa
Spesies :
Boa constrictor
b.
Ciri
umum : warna tubuh : kuning hingga kecoklatan, panjang
tubuh : 4 meter, ukuran tubuh : besar,
berat: (27 kg), jenis : tidak berbisa ,umur hidup : jika dipelihara dengan baik biasanya
bisa mencapai umur 30 thn.
c.
Ciri Khas : ular boa dapat beradaptasi/berbaur kedalam
habitat mereka, tubuh ular boa dapat menjadi cokelat, hijau, merah, atau
kuning.
d.
Perilaku
: Ular Boa memiliki kemampuan sama seperti Ular Anaconda yaitu sebagai perenang
yang sangat baik, Rahang Ular Boa dapat meregang lebar untuk menelan seluruh
mangsa besar. Rahang mereka dipenuhi
dengan gigi kecil bengkok untuk meraih dan menggigit mangsa, sementara
otot/tubuh ular boa membungkus dan meremas tubuh korban sampai mati
lemas.
e.
Reproduksi
:
Ular Boa betina menetaskan telur dalam tubuh mereka dan melahirkan sampai 60
bayi hidup. Ular-ular Boa ketika lahir sekitar 2 kaki (0,6 meter) dan tumbuh
terus sepanjang 25 sampai 30 tahun jangka hidup mereka.
f.
Habitat:
di daerah tropis seperti Amerika Selatan, tanah kering, terutama dalam lubang
berongga
g.
Makanan
:Mamalia
Kecil, tikus, burung dll
h.
Status
:
beberapa boa terancam punah dan sebagian besar ular boa dilindungi.
i.
Penyebaran
:Amerika, Brazil, columbia, dan venezuela.
j.
Asal
: Mexico sampai dengan America Selatan termasuk kepulauan disekitarnya
5.
Ular
Malayan pit Viper

a.
Sistematika
:
Kerajaan :
Animalia
Filum :
Chordata
Kelas :
Reptil
Ordo :Squamata
Famili :Viperidae
Genus :Calloselasma
Spesies :C.
Rhodostoma
b.
Ciri
– ciri Umum: Bersisik kering, kepalanya yang
seakan-akan bentuk segi tiga. jenis : berbisa , di antara mata dan lubang
hidungnya terdapat lubang (pit).Tubuh : memiliki tubuh tebal dan kepala yang
lebih lebar dari lehernya, warna Tubuh :kemerahan pada bagian perutnya, dan
memiliki corak segitiga berwarna coklat. terdapat pola panah berwarna coklat
tua pada tiap sisi kepalanya.
c.
Ciri
Khas
:mempunyai taring yang panjang dan boleh digerak-gerakkan.
tanda-tanda gigitan ular jenis ini ialah: sakit yang amat sangat pada tempat gigitan (dalam masa 5 minit), bekas gigitan akan membengkak dan perubahan warna akan, berlaku pada kulit dalam masa setengah jam.Pendarahan yang tidak berhenti pada kesan gigitan. pendarahan pada gusi, usus dan saluran kencing.
darah tidak membeku. keracunan yang teruk boleh menyebabkan bahagian lutut dan lengan atas membengkak dalam masa 2 jam disertai dengan pendarahan.
tanda-tanda gigitan ular jenis ini ialah: sakit yang amat sangat pada tempat gigitan (dalam masa 5 minit), bekas gigitan akan membengkak dan perubahan warna akan, berlaku pada kulit dalam masa setengah jam.Pendarahan yang tidak berhenti pada kesan gigitan. pendarahan pada gusi, usus dan saluran kencing.
darah tidak membeku. keracunan yang teruk boleh menyebabkan bahagian lutut dan lengan atas membengkak dalam masa 2 jam disertai dengan pendarahan.
d.
Habitat :Hutan
hujan, perkebunan, lahan pertanian, dan pedesaan.
e.
Penyebaran : Thailand,
Laos, Kamboja, Jawa, Sumatra, Malaysia, Vietnam, Burma, dan China
f.
Status : dilindungi
g.
Perilaku : Ular ini biasamelata di
atas tanah untuk mencari makanan,bisa menyamarkan diri ketika menunggu mangsa. ular ini tidak mencuba
melarikan diri ketika mendengar bunyi hewan yang mendekati, baik
besar mahupun kecil. Efek klinis :
Terkena bisa 60% - 80% berpotensi mematikan. Tingkat kematian sekitar 45% -
70%.
h.
Reproduksi : Menetaskan telur di
dalam perutnya dan melahirkan.
6. Tiliqua
gigas

a. Sistematika
:
Kingdom :Animalia
Phylum :Chordata
Subphylum :Vertebrata
Class :Reptilia
Order :Squamata
Suborder :Lacertilia
Family :Scincidae
Genus :Tiliqua
Spesies : Tiliqua gigas
Phylum :Chordata
Subphylum :Vertebrata
Class :Reptilia
Order :Squamata
Suborder :Lacertilia
Family :Scincidae
Genus :Tiliqua
Spesies : Tiliqua gigas
b.
Ciri Umum : Kadal ini memiliki ciri sisik sikloid yang
berukuran relative besar dengan permukaan kesat kering, sisik kepala memiliki
lempeng yang termodifikasi menjadi sisik dengan nama tersendiri, anggota
familia Scincidae juga memiliki ekor cukup panjang bulan dan umumnya dapat
melakukan autotomy. Hewan ini juga memiliki area persebaran yang cukup luas dan
umum ditemukan di area perumahan terutama Indonesia.
c.
Makanan :Kadal panan memakan serangga,
hewan kecil, buah dan sayuran ayuran
d.
Habitat : Habitat kadal ini di hutan,
gurun, tempat yang dekat dengan air bersih, tempat lembab dan gelap, dan
dibawah kayu
e.
Penyebaran : Papua Nugini dan
Australia
f.
Asal : Papua
Nugini
g.
Ciri Khas : Kadal ini memiliki ciri khas yang tidak
dipunyai oleh kadal lain nya yaitu memiliki lidah yang berwarna biru (Blue
Tongued Skink)
h.
Status : Dilindungi
i.
Reproduksi : Kadal Panana bereproduksi secara Ovovivivar atau
bertelur dan melahirkan sama hal nya seperti kadal lainnya. jantan dan betina
akan hidup terpisah. Betina bisa melahirkan 5-14 ekor anak berukuran 13 cm, usia kandungan
selama 3-5 bulan.
j.
Perilaku :Banyak
menghabiskan waktunya ditanah, Beraktivitas pada malam dan siang hari, pemalu,
memutuskan ekor, mendesis, tidak berbisa. Spesies yang paling cerdas diantara
kadal biasanya. Misalnya, mereka dapat mengenali suara, mengenali orang, dan
tidak pernah buang air besar dalam terariumnya. Mereka hidup lebih lama
daripada kadal lainnya, biasanya hidup lebih lama dari anjing dan kuncing.
Rentang hidupnya yaitu sekitar 20-30 tahun. Mereka menyenangkan untuk
berinteraksi dengan manusia, menyenangkan untuk memegang, menyenangkan untuk
mengambil tempat.
7. Ular Weling

a. Sistematika:
Kingdom :Animalia
Phylum :Chordata
Subphylum :Vertebrata
Class :Reptilia
Order :Squamata
Family :Elapidae
Genus :Bungarus
Spesies :Bungarus Fasciatus
Phylum :Chordata
Subphylum :Vertebrata
Class :Reptilia
Order :Squamata
Family :Elapidae
Genus :Bungarus
Spesies :Bungarus Fasciatus
b.
Morfologi : Warna Sisik Tubuh ; Dorsal : Hitam
dan Putih dan Ventral : Putih
polos,
Gigi : tidak ada. Ukuran Tubuh : Besar dan ramping, Panjang Tubuh: 100-155 cm maks
2 meter
c.
Ciri Umum : Ular ini memiliki tubuh yang berwarna belang dan biasanya terdapat
noktah-noktah kehitaman atau kecoklatan pada bagian putihnya. Belang yang
pertama paling lebar, mencankup pula kepalanya yang berwarna hitam, dan lebih
lebar dari pada belang putihnya. Semakin ke belakang, belang hitamnya semakin
sempit dan semakin seimbang, sebanding atau lebih sempit dari putihnya, warna
hitamnya terkadang agak kecoklatan atau kebiruan, dan putihnya terkadang agak
kekuningan. Sisi ventral (perut) berwarna putih seluruhnya atau sedikit
kekuningan.
d.
Makanan : Karnivora, ular lainnya, kadal, dan katak
e.
Habitat : Terestrial,
tumpukan kayu, batu, dan hutan
f.
Penyebaran : Asia
tenggara, Jawa, Bali
g.
Asal : Asia
Tenggara
h.
Ciri Khas : Ciri Khas dari ular ini
adalah warna tubuhnya yang belang
i.
Status : Beresiko rendah
j.
Reproduksi : Ular weling bereproduksi secara Ovivar (bertelur),
setiap bertelur bisa menghasilkan 10 butir telur.
k.
Perilaku : Ular weling termasuk ular yang
Nokturnal (aktif pada malam hari), Ular ini juga penakut dan lamban (di siang
hari), dan mengeluarkan bisa yang mematikan.
8.
Sanca
Bibir Putih

a. Sistematika :
Kingdom :
Animalia
Filum :
Chordata
Class :
Reptilia
Ordo :
Squamata
Famili :
Phytonidae
Genus :
Bothrochilus
Spesies :
Leophyton/Borthrochilus Albertisi
b.
Morfologi
: warna
sisik tubuh : coklat tua, dorsal hitam cerah, caudal orange atau coklat terang,
ventral berwarna putih. Panjang Betina 213 cm, jantan 300 cm.
c. Status : dilindungi
d. Asal : Papua
e. Penyebaran : Pulau
Papua
f. Habitat : Rawa-rawa,
Hutan Hujan tropis
g. Makanan : Mamalia kecil, tikus, burung.
h. Reproduksi :
Perkembangbiakan secara bertelur (ovivar). Menghasilkan 8-15 butir telur pada
musim kawin. Berbentuk oval dan berwarna putih. Melewati masa inkubsi selama 48
hari
i.
Perilaku
: Banyak
menghabiskan waktunya ditanah, Beraktivitas pada malam dan siang hari, pemalu.
Bersembunyi ketika ada predator kemudian bersembunyi dibalik batu atau seresah
pohon
9.
Milk
Snake

a.
Sistematika:
Kerajaan : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Reptilia
Ordo : Squamata
Famili : Colubridae
Genus : Lampropeltis
Spesies : L. Triangulum
b.
Pola
warna: Berwarna merah, hitam, dan putih.
c.
Panjang
tubuh: Berukuran 110 cm dan ukuran ular ini tidak terlalu
besar.
d.
Perilaku:
Milk snake adalah ular yang sangat pemalu dan termasuk hewan kanibal yaitu
dapat memakan sejenisnya.
e.
Habitat:
Semak belukar dan diantara daun-daun kering yang ada di hutan.
f.
Makanan:
Tikus dan reptile, tetapi biasanya binatang-binatang yang dimakannya.
g.
Asal:
Berasal dari Kanada bagian tenggara .
h.
Penyebaran:
Kanada, Amerika, Asia dan Australia.
i.
Reproduksi:
Bertelur
j.
Status:
Dilindungi
10. King Kobra

a.
Sistematika
:
Kerajaan :
Animalia
Filum :
Chordata
Kelas :
Reptilia
Ordo :
Squamata
Famili :
Elapidae
Genus :
Ophiophagus
Spesies :
Ophiophagus hannah
b.
Pola
warna: King kobra memiliki sisik yang berwarna kecoklatan
terkadang berwarna putih dan bercak hitam
c.
Ukuran
tubuh: Panjang tubuh 5.5 meter dan berat 6 kg hingga 20
kg, umur king kobra dapat mencapai 20 tahun.
d.
Habitat:
Badan air seperti danau dan sungai.
e.
Makanan:
Biasanya sesama ular, ular yang berbisa atau ular yang tidak berbisa, kadal,
burung dan hewan pengerat.
f.
Ciri
Khusus: King kobra mencium mangsanya menggunakan lidahnya
yang bercabang yang berfungsi mengambil aroma dan menghantarkannya ke reseptor
sensorik khusus yang disebut organ Jacobson. Selain dengan mencium, king kobra
pun melakukan pelacakan mangsa dengan cara penglihatan yang tajam dan kepekaan
terhadap getaran mangsanya. Cara makan king cobra yaitu menelan langsung
seluruh mangsanya. Hal ini dimungkinkan karena rahangnya sangat fleksibel yang
dihubungkan oleh ligamen lentur.
g.
Perilaku:
King kobra termasuk ular yang pemalu dan menghindari konfrontasi dengan
manusia. Tetapi apabila king kobra sudah merasa terancam, dia akan
mengembangkan tudungnya yang ada di sekitar leher. King kobra memiliki racun
dengan bisa yang bersifat neurotoksik dan dapat membunuh manusia dengan satu
gigitan. Racun king cobra terbuat dari protein dan polipeptida. Racun ini
menyerang sistem saraf yang memicu nyeri, penglihatan kabur, vertigo,
mengantuk, dan kelumpuhan. Koma dan kematian bisanya mengikuti karena kegagalan
sistem kardiovaskular dan pernapasan. King kobra sangat bergantung pada racun
neurotoksik sebagai mekanisme pertahanan, tetapi jika berhadapan dengan
predator alami yang kebal terhadap racun, mereka akan melarikan diri atau
mengembangkan tudung sambil mendesis. Satu-satunya anti-racun untuk gigitan
king cobra diproduksi di Thailand dan India
h.
Reproduksi:
King cobra dikenal dapat membuat sarang untuk telur mereka. Ular betina akan
mengumpulkan bahan untuk sarang dan meletakkan telurnya hingga 50 butir telur.
Telur kemudian akan menetas dalam waktu 80 hari. Anak king cobra yang baru
menetas berukuran 50 cm dengan warna hitam dan putih.
i.
Penyebaran:
Selatan Thailand, Malaysia, Sumatra, Kalimantan, Filipina.
j.
Status:
Dilindungi
11. Kobra

a.
Sistematika
:
Kerajaan : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Reptilia
Ordo : Squamata
Famili : Elapidae
Genus : Naja
Spesies : Naja
sputatrix
b.
Morfologi
: Memiliki
panjang tubuh yang lebih kecil yaitu hanya 130 cm-185 cm dan berat kobra lebih
kecil dibandingkan denga king kobra.
c.
Pola
warna: Warna tubuh kobra yaitu coklat kehitam-hitaman.
d.
Penyebaran:
Kobra tersebar di India, Pakistan, Sri Lanka, Bangladesh, dan Indonesia.
e.
Habitat:
Biasanya kobra senang berada di daerah tropis dan gurun.
f.
Perilaku:
Kobra termasuk ular yang tidak pemalu dan gerakannya gesit.
g.
Makanan:
Tikus dan katak.
h.
Ciri
khas : Kobra memiliki racun berbisa yang bersifat
neurotoxin dan haemotoxin, yang berguna untuk melumpuhkan syaraf dan otot
korbannya dalam beberapa menit. Pada saat kobra merasa terancam dia akan
mengembangkan lehernya seperti sendok, maka dari itu ular kobra disebut juga
ular sendok, tetapi leher ular kobra lebih lebar dibandingkan dengan leher king
kobra.
i.
Reproduksi:
Kobra bisa menghasilkan 5-20 butir telur, dimana dalam waktu kurang lebih 88 hari
setelah keluar. Pada pejantan, ular ini memiliki alat kelamin bernama
hemypenis. Sedangkan untuk betina, dia memiliki ovarium serta saluran telur
atau oviduk yang akan menjaga proses perkawinan tersebut secara berkualitas.
j.
Status:
Dilindungi
12. Sanca Air

a. Sistematika :
Kerajaan : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Reptilia
Ordo : Squamata
Famili : Phytonidae
Genus : Phyton
Spesies : Phyton
molurus
b. Morfologi : Panjang
jantan bisa mencapai 9 m sedangkan betina bisa mencapai 5 meter.
c. Pola Warna:
Warna dasar kulitnya coklat muda hingga coklat tua, ada pula yang kuning
atau krem, dengan belang-belang hitam atau coklat tua.
d. Penyebaran:
Di India, Bangladesh, Pakistan hingga Nepal hingga ke Indonesia, Laos, Myanmar,
Thailand, Vietnam, dan Malaysia. Di Indonesia, ular sanca bodo (Python molurus)
dapat ditemukan di Sumatera, Kalimantan, Jawa, Sumbawa, hingga sebagian
Sulawesi.
e. Habitat:
Rawa-rawa sungai dan hutan hujan
f. Perilaku:
Nokturnal, namun sanca air juga senang berkeliaran disiang hari. Hewan yang
banyak dijadikan peliharaan ini ini mematikan mangsanya dengan cara melilit
tubuhnya.
g. Makanan:
Mamalia kecil, tikus, anak buaya, burung ataupun ayam
h. Ciri khas:
Sisiknya hampir mirip dengan ular pelangi
i.
Reproduksi:
Seekor ular air betina sekali bertelur bisa mencapai 40 butir bahkan lebih.
Telur-telur tersebut akan menetas setelah 60-80 hari. Panjang anak yang baru
menetas tersebut berkisar 60-70 cm.
j.
Status:
Status di lindungi, “Near Threatened” (Hampir Terancam).
13. Biawak Hijau

a. Sistematika
:
Kingdom
:animalia
Phylum
: chordata
Kelas
: reptilia
Ordo
: squamata
Famili : varanidae
Genus : varanus
Spesies
: Varanus prasinus kordii
b. Morfologi
: Jumlah
kaki dan jari : 4, 5 bercakar, Warna
sisik tubuh : Hijau belang hitam ,Ukuran tubuh : Sedang , Panjang tubuh :75-100
cm
c. Status
: Belum dievaluasi statusnya
d. Asal
: Papua
e. Penyebaran :
Papua,Irian jaya sampai Pauan nugini
f. Habitat
: Hutan tropis, rawa-rawa, atau pohon-pohon
g. Makanan :
Serangga,binatang pengerat ,anakan burung.
h. Ciri khas : Hampir keseluruhan
tubuhnya bewarna hijau muda hingga hijau keabu-abuan dengan beberapaa sisik
hitam yang tersebar merata. Memiliki kuku yang panjang dan tajam,memiliki kaki
yang besar dan kasar sehingga dapat membantu saat memanjatdan berpegangan pada
permukaan pohon yang kasar. Ekornya yang panjang juga membantu keseimbangan
saat berada dipohon dan menjadi senjata saat keadaan terdesak.
i.
Reproduksi
:
Betina mampu menghasilkan telur 2-5 butir telur .telur disimpan dalam sarang
rayap pohon.telir akan menetas hingga 160-190 hari ,iawak yang telah menetas
biasanya memakan rayap pohon sebagai sumber protein pertamanya.
j.
Perilaku
:
Hewan ini aktiv pada siang hari melompat dari dahan satu edahan yang lain untuk
meghndari mangsanya Biawak ini hampir sebagian besar hidupnyatidak pernah turun
dari pohon.
14.
Biawak
Biru
Biawak
Biru
a. Sistematika
Kingdom :animalia
Phylum :
chordata
Kelas :
reptil
Ordo :
squamata
Famili :
varanidae
Genus : varanus
Spesies : Varanus
macraei
b. Morfologi
: Jumlah kaki dan jari : 4 dan berkuku panjang, Warna sisik tubuh : Dorsalnya gelap berbintik biru, ventral gelap,
Ukuran tubuh : jantan lebih besar dibandingkan
betina, Panjang tubuh : dapat mencapai sampai 35 cm ( jantan lebih besar
dibandingkan betina.
c. Status : Belum dikonservasi statusnya
d. Asal :
Pulau Batanta
e. Penyebaran
: Papua nugini,Pulau Batanta, Irian Jaya,
f. Habitat :
Hutan tropis, tepi sungai
g. Makanan :
Serangga, ngengat,jangkrik,kadal.telur burung dan jenis vertebrata lainnya.
h. Ciri khas :
Tubuhnya tampak gepeng dibagian punggung dan bewarnna kehitaman atau abu abu
yang sangat gelap atau ditandai dengan bintik bintik berbentuk mata
kehijaun.Lidah biawak ini bewarna merah muda pucat .Ukuran ekornya 2/3 dari
panjang tubuhnya keseleruhan . Sisik nuchalnya terdapat pada bagian leher
,bertekstur halus,sedangkan sisik caudalnya berderet dan berbentuk
cincin-cincin yang terpisah.
i.
Reproduksi
:
Setiap kali betina bertelur antar 3-6 butir ,telur di inkubasi diserasahan dan
daunan atau di timbin tanah da akan menetas pada kurun waktu 150 hari.
j.
Perilaku:
Biawak ini aktiv di siang hari dan lebih menghabiskan waktunya di pepohonan.
Cakarnya yang tajam mempermudah memanjat tanpa kesulitan.Spesies pemalu dan
menghindari predator denan meloncat dari satu pohon kepohon yang yang lainya
dan bersembunyi di antara sela-sela
batang pohon.
15. Biawak Agus

a.
Sistematika
:
Kingdom :animalia
Phylum : chordata
Kelas :
reptil
Ordo : squamata
Famili :
varanidae
Genus :
varanus
Spesies :
Varanus goldii
b.
Morfologi
: Jumlah kaki dan jari : 4 dan 5, Warna
sisik tubuh : Dorsal bercorak bintik hijau dan ventral sedang , Ukuran tubuh :
Sedang, Panjang tubuh : 2 meter
c.
Status
: Belum dikonservasi statusnya
d.
Asal
:
Papua
e.
Penyebaran
: Dibagian timur Indoneia, Papua nugini dan Australia
f.
Habitat
:
Padang rumput atau daerah terestial
g.
Makanan
: Tikus kecil dan pengerat,jangkrik,siper wom, hati sapi dan telur yang direbus
h.
Ciri khas : Biawak argus mampu bertahan hidup dengan suhu 26-30º derejat celcius
dan suhu berjemur 40º celcius. Memiliki kaki belakang yang kuat. Biawak argus
adalah jenis biswak yang kuat dan hidup dipadang rumput. Biawak argus dapat
dipelihara dengan manusia cukup di beri kandang sesuai ukuran badanya. Biawak
argus dapat dipelihara dengan suhu 26-30 celcius dan shu berjemur 40 celcius.
Bayi biawak argus dapat di pelihara dalam
aquarium 60 cm namun pertumbuhan biawak argus sangat cepat jika ukuran
biawak semakin besar maka harus segera diganti kandangnya. Dan untuk mengetahui
jenis kelamin pada biawak ini tidak mudah tapi biasanya janyan lebih besar
daripada betina.
i.
Reproduksi
:Biawak
ini berkembang biak dengan cara bertelur
atau ovivar. Biasanya betina bertelur 3-6 butir telur,masa menetas
sampai 190 hari
j.
Perilaku
:
Mampu berdiri dengan kedua kaki belakangnya . Namun kurang mahir dalam memanjat
dan berenang. Menghabiskan waktunya di padang rumput dan daerah terestial.
Sangat aktiv dalam mengejar mangsanya dan sangat agresif.
16.
Biawak
hitam
Biawak
hitam
a.
Sistematika
:
Kingdom :animalia
Phylum :
chordata
Kelas :
reptil
Ordo :
squamata
Famili :
varanidae
Genus :
varanus
Spesies :
Varanus beccari
b.
Morfologi
: Jumlah kaki dan jari : 4 dan 5, Warna
sisik tubuh : Dorsalnya hitam gelap ventralnya sedikit terang, Ukuran tubuh : Sedang , Panjang tubuh : 1 meter, Status : Least Concern (IUCN)
c.
Asal
: Papua Nugini
d.
Penyebaran
: Kepulauan Aru dan Papua nugini
e.
Habitat
: Semiterestial dan Aboreal
f.
Makanan
: Karnivora, seperti mamalia kecil dan serangga
g.
Reproduksi
:
Biawak jantan memliki tubuh lebih besar dan panjang dibandingkan biawak betina
kepalanya juga lebih besar. Biawak jantan memiliki keunikan pada kelaminya
yaitu hemi-penis. Hemi penis merupakan benjolan kelamin,biawak jantan memiliki
dua tonjolan. Biawak ini berkembang biak dengan telur. Dalam satu siklus
biasanya menghasilkan 3-5 telur
h.
Perilaku
:
Biawak jenis ini adalah soliter (mennyendiri),beraktivitas disiang hari
(diurnal). Pada umumnya sangat agresif terutama jika dalam keadaan mendesak
akan menggigit atau mencambukan ekornya ke lawan/pengganggunya. lebih senang
hidup dipohon-pohon,karena memliki kemampuan memanjat yang sangat baik. Ekornya
yang panjang (spiral) digunakan untuk mengaitkan tubuhnyapada tangkai atau
dahan agar tetap seimbang dan tidak jatuh .
17. Anaconda

a.
Sistematika
:
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Reptilia
Ordo : Squamata
Famili : Boidae
Genus : Eunectes
Species : E. murinus
b.
Morfologi
: Jumlah
kaki dan jari: tidak ada, Warna sisik tubuh dorsal dan ventral: Warna kehitaman
dengan corak belang-belang hitam di punggung, Corak ini berfungsi sebagai
kamuflase (penyamaran) di antara pepohonan dan dedaunan di hutan yang berawa.
Ukuran tubuh (kecil/sedang/besar) Panjang tubuh: Ukuran tubuh bisa sampai 9 meter. Gigi : Mempunyai gigi taring
yang panjang dan kuat
c.
Ciri
khas
: Warna kehitaman dengan corak belang-belang hitam di punggung, Corak ini
berfungsi sebagai kamuflase (penyamaran) di antara pepohonan dan dedaunan di
hutan yang berawa.
d.
Makanan
:
Rusa, kijang dan binatang lainnya
e.
Habitat
: Hidup di antara pepohonan dan dedaunan di hutan yang berawa
f.
Persebaran
: Daerah tropis Amerika Selatan di sekitar sungai Amazon dan lembah Orinoco, di
Guyana sampai Trinidad
g.
Asal
: Sungai Amazon
h.
Status
: Tidak dilindungi, namun terpengaruh terhadap berkurangnya hutan hujan sebagai
habitat mereka
i.
Perilaku
:Pada dasarnya anaconda adalah hewan nokturnal. Nokturnal artinya aktif pada
malam hari. Sedang pada siang hari satwa ini suka berjemur di pohon atau di air
dangkal. Anaconda adalah perenang yang sangat baik, tetapi juga memanjat pohon
untuk berjemur atau mengeringkan tubuh. Ular ini bergerak lamban di darat, tapi
sangat lincah di dalam air. Oleh karena itu anaconda memanfaatkan air rawa atau
sungai menghindari predator dan bersembunyi saat berburu. Mata dan lubang
hidung berada di atas kepala mereka, yang memungkinkan mereka untuk bernapas
dan melihat sekitar permukaan air sementara tubuhnya sepenuhnya terendam. Saat
berburu ular ini melakukannya sendirian. Anaconda berburu di tepi perairan
menunggu mangsanya untuk minum. Dalam satu serangan anaconda membelit dan
menarik mangsanya ke dalam air. Anaconda adalah konstriktor yaitu ular yang
berburu dengan cara membelit mangsanya sampai tidak bisa bernapas dan mati
lemas. Anaconda membutuhkan waktu sekitar 3-4 menit untuk mematikan mangsanya
dengan cara ini.
Rahangnya dihubungkan oleh ligamen (jaringan penghubung tulang) yang bisa melar sehingga memungkinkan ia menelan mangsanya secara utuh, seberapapun besarnya. Setelah makan hewan besar, ia bisa hidup berminggu-minggu tanpa makan sama sekali.
Rahangnya dihubungkan oleh ligamen (jaringan penghubung tulang) yang bisa melar sehingga memungkinkan ia menelan mangsanya secara utuh, seberapapun besarnya. Setelah makan hewan besar, ia bisa hidup berminggu-minggu tanpa makan sama sekali.
j.
Reproduksi
:
Anaconda betina siap bereproduksi setelah mencapai usia 4 tahun. Masa kehamilan
anaconda sekitar 6 bulan. Anaconda adalah hewan yang bereproduksi secara
ovovivivar (bertelur beranak) artinya anaconda betina menyimpan telur dalam
perutnya dan pada saatnya melahirhan anak yang sudah menetas dari telur. Seekor
anaconda betina mampu melahirkan hingga 80 ekor bayi anaconda sekali
melahirkan, namun rata-rata seekor betina melahirkan 20-30 ekor bayi anaconda.
Bayi-bayi anaconda berukuran antara 70 – 80 cm ketika dilahirkan dan segera
dapat berenang dan berburu. Anaconda dapat hidup di alam liar selama 10 sampai
30 tahun.
18. Sanca Air

a.
Sistematika
:
Kerajaan : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Reptilia
Ordo : Squamata
Famili : Pythonidae
Genus : Python
Spesies : Python
molurus
b.
Morfologi
: Jumlah
kaki dan jari : tidak ada, Warna sisik tubuh dorsal dan ventral : coklat,
Ukuran tubuh: sedang, Panjang tubuh : 5-9 meter
c.
Ciri
khas : Warna dasar kulitnya coklat muda hingga coklat tua,
ada pula yang kuning atau krem, dengan belang-belang hitam atau coklat tua.
d.
Makanan
:
Tikus dan mamalia kecil
e.
Habitat
:
Rawa-rawa sungai dan hutan hujan
f.
Penyebaran
: India, Bangladesh, Pakistan hingga Nepal hingga ke Indonesia, Laos, Myanmar,
Thailand, Vietnam, dan Malaysia. Di Indonesia, ular sanca bodo (Python molurus)
dapat ditemukan di Sumatera, Kalimantan, Jawa, Sumbawa, hingga sebagian
Sulawesi.
g.
Asal
:
Indonesia
h.
Status
:
Dilindungi
i.
Perilaku
:
Ular sanca bodo secara alami mendiami hutan tropis basah. Ular ini senang
berada ditempat yang tidak jauh dari air atau tempat lembab bahkan kadang di
dekat pemukiman. Ular sanca bodo lebih suka berada di tanah dari pada bergulung
di pohon, tetapi sesekall dia akan memanjat pohon untuk mendapatkan sinar
matahari guna menaikkan suhu tubuhnya. Meskipun hewan ini termasuk binatang
nokturnal (beraktifitas di malam hari), namun sanca bodo juga senang
berkeliaran disiang hari. Hewan yang banyak dijadikan peliharaan ini ini
mematikan mangsanya dengan cara melilit tubuhnya. Makanan kesukaan sanca bodo
antara lain tikus, luwak, kera, juga hewan besar seperti babi hutan, rusa
dan kijang. Selain itu mereka makan pula burung dan ayam hutan.
j.
Reproduksi
: Seekor ular sanca air betina sekali bertelur bisa mencapai 40 butir bahkan
lebih. Telur-telur tersebut akan menetas setelah 60-80 hari. Panjang anak yang
baru menetas tersebut berkisar 60-70 cm.
19. Sanca Batik

a.
Sistematika
:
Kingdom : Animalia
Filum : Chordara
Kelas : Reptila
Ordo : Squamata
Famili : Phythonidae
Genus : Phyton
Spesies : Phyton reticulatus
b.
Morfologi
:
Jumlah kaki dan jari : Tidak ada, Warna sisik tubuh dorsal dan ventral : coklat
muda hingga coklat tua, Ukuran tubuh (kecil/sedang/besar), ukuran tubuh :
Panjang bisa mencapai 10 meter
c.
Ciri
khas
: Mempunyai corak seperti batik
d.
Makanan
:
Tikus, kelinci, marmut dan ayam
e.
Habitat
:
Hidup di hutan-hutan tropis yang lembab
f.
Penyebaran
:
Asia Tenggara mulai dari Kepulauan Nikobar, Burma hingga ke Indochina, ke
selatan melewati Semenanjung Malaya hingga ke Sumatera, Kalimantan, Jawa, Nusa
Tenggara (hingga Timor), Sulawesi dan ke utara hingga Filipina
g.
Asal
:
Indonesia
h.
Status
:
Status di alam liar Penyebarannya sangat luas tetapi jumlahnya yang berkurang,
karena eksploitasi untuk mendapatkan kulit dan dagingnya.
i.
Perilaku
: Ular Sanca Batik atau hampir semua ular, saat makan tidak dikunyah dengan
gigi melainkan ditelan seutuhnya sehingga gigi di mulut ular tidak memiliki
fungsi untuk mengunyah, melainkan sekedar untuk memegang mangsanya agar tidak
mudah terlepas, kemudian mangsa dilumpuhkan dengan melilitnya kuat-kuat
(constricting) hingga mati kehabisan nafas, beberapa tulang di lingkar dada dan
pinggul dari satwa mangsa akan patah, kemudian setelah mati mangsa ditelan
bulat-bulat mulai dari kepalanya. Setelah makan, terutama setelah menelan
mangsa yang besar, ular ini akan bertahan tidak makan untuk beberapa hari hingga
beberapa bulan dan akan berendam diri terutama perutnya di air atau kondisi
rawa hingga ia lapar kembali.
j.
Reproduksi
: Perilaku gelisah dan menolak makan merupakan gambaran ular betina yang sedang
berahi atau siap kawin. Adapun fase perilaku kawin pada ular antara lain yaitu
fase pengejaran, fase pencarian ekor, fase penjajaran dan fase intromisi. Ular
sanca bunting selama 4,5 bulan dan selama masa kebuntingan, induk ular akan
mencari lokasi sarang yang cocok dan optimal untuk perkembangan telur-telurnya.
Jumlah telur Ular Sanca Batik sekali bertelur antara 10 hingga 100 butir,
telur-telur ini dierami pada suhu 88-90 °F (31-32 °C) selama 80-90 hari, bahkan
bisa lebih dari 100 hari. Ular sanca betina akan melingkari telur-telurnya
sambil berkontraksi. Gerakan otot ini menimbulkan panas yang akan meningkatkan
suhu telur beberapa derajat di atas suhu lingkungan. Ylar sanca betina akan
menjaga telur-telurnya dari pemangsa hingga menetas, namun begitu menetas,
bayi-bayi ular itu ditinggalkan dan nasibnya diserahkan ke alam.
20. Sanca
hijau

a.
Sistematika
:
Kingdom :
Animalia
Filum :
Chordata
Class :
Reptilia
Ordo :
Squamata
Famili :
Boidae
Genus :
Chondrophyton
Species : Chondrophyton viridis
b.
Morfologi
:
Jumlah kaki dan jari : tidak ada, warna tubuh dorsal dan ventral : hijau
menyeluruh, ukuran tubuh kecil, panjang tubuh 1,5-1,8 meter.
c.
Ciri
khas
: Memiliki corak warna hijau menyeluruh
d.
Makanan
:
mamalia kecil
e.
Habitat
:
Hidup di daerah tropis, hutan hujan tropis, dan hutan pegunungan, baik hutan
primer maupun hutan sekunder yang lembab.
f.
Penyebaran
:
Tersebar luas di Pulau Irian (Papua), sampai ke Pulau Aru dan Queensland (
Australia )
g.
Asal
:
Indonesia
h.
Status
: Dilindungi
i.
Perilaku
: Merupakan hewan nokturnal, Ular
pohon hijau menunjukkan dua postur yang berbeda tergantung pada apakah mereka
sedang beristirahat atau berburu. Dalam postur beristirahat, tubuh ular adalah
melingkar dan tergantung di cabang horizontal atau anggur.
Ketika berburu, ular pohon hijau sering berlada di lubang pohon atau vegetasi
epifit.
j.
Reproduksi
:
Terjadi pada bulan Agustus-Januari, ovivar. Di alam liar, betina berbaring cengkeraman mereka pada Oktober lalu induk
mereka untuk sekitar 50 hari, tetapi hal ini dapat berkisar 39-60 hari.
21. Buaya Muara

a.
Sistematika
:
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Reptilia
Ordo : Crocodilia
Family : Crocodylidae
Genus : Crocodylus
Spesies : Crocodylus
porosus
b.
Morfologi
: Jumlah kaki 4
(jari kaki depan 5 dan kaki belakang 4), Warna sisik tubuh abu-abu kehijauan berbintik hitam,
Gigi runcing ,
Ukurang tubuh besar
dengan panjang sekitar 3
meter.
c.
Perilaku
:
Untuk menstabilkan suhu tubuhnya
buaya muara akan menjemur dirinya ditepian sungai sambil membuka mulutnya.Dapat
melompat secara vertikal setinggi panjang tubuhnya.
Memecahkan telurnya sendiri
untuk membantu anaknya menetas.
d.
Ciri Khas
:
Merupakan jenis buaya
terbesar di dunia. Moncong meruncing tapi
cukup lebar pada bagian
pangkal (berbentuk seperti huruf V). Tidak memiliki sisik lebar pada bagian tengkuk
e.
Makanan
:
Ikan ,
Rusa,
Kerbau,
Babi hutan,
Unggas,dll.
f.
Habitat
:
Muara sungai, kadang
bermigrasi hingga ke hulu sungai dan rawa-rawa.
g. Asal
dan Persebaran
:
Meliputi perairan teluk
Benggala (Srilangka), Indonesia, Australia, hingga perairan Polinesia.
h. Status
Konservasi
:
Resiko rendah
i.
Reproduksi
: Buaya muara
bereproduksi pada musim penghujan, setelah melakukan fertilisasi buaya betina
akan meletakan telurnya pada sarang yang terbuat dari dedaunan ditepian sungai
dan dierami selama 98 hari. Dalam sekali bertelur buaya muara dapat
menghasilkan sekitar 44 butir telur.
22. Caiman

a. Sistematika
:
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Reptilia
Ordo : Crocodilia
Family : Alligatoridae
Genus : Caiman
Spesies : Caiman crocodilus
b. Morfologi : Jumlah kaki 4 (jari kaki depan 5 dan kaki belakang ,Warna sisik tubuh
abu-abu berbintik hitam,
Gigi runcing,
Ukurang tubuh berkisar 1
sampai 2,5 meter
c. Perilaku :
Merupakan hewan nocturnal .
Senang berendam dalam air.
Ekornya sangat aktif ketika
berenang.
d. Ciri
Khas :
Memiliki bentuk tubuh yang
lebih ramping dari buaya muara. Moncong lebar berbentuk U.
e. Makanan :
Mamalia kecil.
Unggas,
Crustacea,
Ikan
f. Habitat :
Sungai
,Rawa-rawa,
Danau
g. Asal
dan Persebaran
: Meliputi wilayah
Amerika tengah dan Amerika Selatan
h. Status : Resiko
rendah
i.
Reproduksi
:
Buaya caimans betina
membangun sarang ditepian sungai. Buaya caimans betina meletakan 10-50 telur
yang menetas dalam waktu 6 minggu. Setelah mereka telah menetas, Ibu caiman
membawa anaknya ke kolam yang dangkal air dimana mereka dapat belajar bagaimana
untuk berburu dan berenang.
23. Buaya
Hitam Afrika

a.
Sistematika:
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Reptilia
Ordo : Crocodilia
Family : Crocodylidae
Genus : Osteolaemus
Spesies : Osteolaemus tetrapsis
b.
Morfologi
: Jumlah kaki 4
(jari kaki depan 5 dan kaki belakang 4). Warna sisi tubuh coklat/hitam. Gigi runcing .Ukuran tubuh kecil dengan panjang sekitar 1 meter
c.
Perilaku
:
Pemalu, akan bersembunyi
pada lubang atau sarangnya ketika siang hari. Selalu menegakkan kepalanya bila merasa terancam
d.
Ciri Khas
:
Merupakan salah satu jenis
buaya dengan ukuran paling kecil. Memiliki sisik ekor yang meruncing dan tajam.
e.
Makanan
:
Ikan,
Amphibi,
Crustacea
f.
Habitat
:
Rawa-rawa, anak sungai,
kolam/danau.
g.
Asal dan Persebaran
:
Meliputi wilayah Afrika
bagian barat
h.
Status
: Vulnerable
( rentan)
i.
Reproduksi
: Buaya hitam
afrika bereproduksi dengan cara bertelur. Buaya betina akan membuat sarang
dipinggir sungai atau dekat rawa-rawa.
24. Tegu

a.
Sistematika :
Kingdom :
Animalia
Filum :
Chordata
Class :
Reptilia
Ordo :
Squamata
Genus :
Tupinambis
Spesies :
Tupinambis Merianae
b. Morfologi : warna
sisik tubuh Kuning kecoklatan dan terdapat bentukan warna hitam melingkar
seperti cincin yang terdapat dari bagian belakang mata sampai ujung ekor,
panjang tubuh 1,5 meter.
c. Status : Dilindungi
d. Asal : Amerika
e. Penyebaran : Amerika
Serikat
f. Reproduksi : Berkembang
biak dengan cara bertelur, biasanya berjumlah 7-30 butir, telur-telurnya
diletakkan di dalam lobang yang ditimbun menggunakan pasir dan seresah berupa
daun-daun dan ranting kering. Telur menetas karena panas dari sinar matahari
dan suhu hasil fermentasi daun. Anak-anak biawak tegu akan keluar sendiri dari
sarangnya tanpa bantuan oleh induknya.
g. Perilaku :
Ekornya digunakan untuk menjaga keseimbangan pada saat satwa ini berenang dan
mempertahankan diri dari ancaman musuhnya.Di dalam penangkaran, reptil ini
mampu hidup hingga 20 tahun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar