Minggu, 31 Juli 2016

Jenis-jenis Hewan golongan Reptil di Taman Safari Bogor





1.      Kura-kura Buaya

Description: D:\foto\snapping-turtle.jpg
Sumber : Google.com

a.      Sistematika
Kingdom : Animalia
Filum      : Chordata
Kelas      : Reptilia
Ordo      : Testudinata
Family    : Chelydridae
Genus     : Macrochelys
Spesies   : Macrochelys temmincki

b.      Pola Warna
Kura-kura ini mempunyai warna abu-abu, coklat, hitam dan hijau zaitun yang biasanya ditutupi oleh ganggang yang tumbuh ditubuhnya.

c.       Ciri umum : Aligator snapping adalah salah satu kura-kura air terbesar. Kura-kura ini adalah spesies tunggal dari genus Macrochelys. Kura-kura ini dikategorikan kura-kura full aquatik karena setelah menetas kura-kura ini akan masuk ke air dan tidak akan pernah kembali ke daratan, kecuali kura-kura betina hanya akan kembali kedaratan saat bertelur.
d.      Makanan : Karnivora ikan dan bangkai ikan, invertebrata, bangkai dan amfibiular, anak buaya, dan kura-kura lainnya. Di penangkaran mereka dapat hampir mengkonsumsi segala jenis daging termasuk daging sapi, ayam, dan babi.
e.       Habitat  : Perairan dalam dan deras seperti di Sungai dan Danau
f.       Penyebaran: perairan Amerika Tenggara dari Kawasan Texas Timur bagian timur sampai ke wilayah Florida, utara sampai tenggara Kansas, Missouri, Iowa bagian tenggara, sebelah barat Illinois, Indiana bagian selatan, sebelah barat Kentucky, dan sebelah timur Tennessee.
g.      Asal : Amerika Utara
h.      Status : terancam punah
i.        Ciri Khas : Memiliki Carapac yang bergerigi besar berbentuk seperti punggung buaya
j.        Reproduksi : Kura-kura ini mencapai kematangan seksual pada umur sekitar 12 tahun. Perkawinan berlangsung tahunan dari awal semi di selatan dan musim semi di utara. Sekitar 2 bulan kemudian betina bertelur. betina dapat bertelur hingga 10-50 telur. Jenis kelamin kura-kura ditentukan oleh suhu pada saat inkubasi. Sarang biasanya dibuat sekitar 50 meter dari tepian air, ini dilakukan untuk mencegah sarang tergenang dari air. Inkubasi berlangsung selama 100-140 hari, dan kemudian setelah itu menetas pada sekitar awal musim gugur. kura-kura ini dapat hidup selama 200 tahun. Tapi pada umumnya kura-kura ini dapat mencapai umur sekitar 80-120 tahun lebih. Sedangkan di dalam penangkaran kura-kura ini dapat hidup antar 20 sampai 70 tahun.









2.      Kura-Kura Bintang

Description: D:\foto\Bio pakuan\safari\REPTIL\20160527_110216.jpg
Sumber : Dokumentasi pribadi
a.      Sistematika
Kingdom   : Animalia
Phylum      : Chordata
Kelas         : Reptil
Ordo          : Testudinata
Famili        : Testudinidae
Genus        : Geochelone
Spesies      : Geochelone elegans

b.      Pola Warna : Memiliki warna putih kekuningan di bagian carapac
c.       Ciri Umum : Memiliki ukuran relatif kecil dibanding kura-kura darat umumnya. Memiliki karapac yang cembung dan scutes bagian atas membentuk gundukan-gundukan. Mempunyai kepala sedang, dahi agak menonjol atau cembung dan ditutupi perisai yang agak besar dan tidak teratur. Ukuran Indian Star betina jauh lebih besar dari yang jantan. Betina mempunyai bentuk yang lebih bulat dan buntut jantan lebih panjang dibanding betina. Bagian bawah jantan kelihatan agak cekung dan betina kelihatan agak datar. Mempunyai karapac hitam dengan garis-garis kuning yang membentuk seperti bintang. Memiliki rahang yang kuat Jumlah kaki ada 4 dan terdapat sisik, memiliki masing-masing kaki 4 jari yang tajam
d.      Makanan : Herbivora memakan Rumput-rumpan, buah-buahan atau kaktus Opuntia.
e.       Habitat : Hutan semak, padang rumput kering, dan hutan savanna.
f.       Penyebaran : India, Srilangka, serta Birma
g.      Asal : India
h.      Ciri Khas : Motif seperti bintang dibagian karapaks
i.        Status : Red List (International Union of Conservation of Nature), masuk dalam Apendiks II CITES
j.        Reproduksi : Ovipar atau bertelur, bereproduksi 2 sampai 3 kali dalam setahun. Memiliki Periode bunting selama 60-90 hari, masa inkubasi telur adalah 90-120 hari. Bertelur sebanyak 1-6 butir telur. Masa kematangan seksual kura-kura betina yaitu 8-12 tahun, sedangkan kura-kura jantan 6-8 tahun. Pada musim hujan kura-kura mulai memasuki masa reproduksinya yaitu sekitar pertengahan Juli-November. Dalam satu wilayah dihuni oleh beberapa pasang kura-kura saat musim kawin tiba. Mereka akan kawin pada saat malam hari. Setelah kopulasi, kura-kura betina akan mencari tempat yang cocok untuk meletakkan telur-telurnya dengan membasahi tanah tersebut menggunakan air kencingnya. Kura-kura memasukkan telur ke dalam lubang, menutup lubang tersebut dan meratakannya menggunakan plastron. Tukik yang menetas memiliki berat 25-45 g.














3.      Komodo Dragon

 










a.      Sistematika
Kerajaan             : Animalia
Filum                  : Chordata
Kelas                  : Reptilia
Ordo                  : Squamata
Famili                 : Varanidae
Genus                 : Varanus
Spesies               : Varamus komodoensis
b.      Ciri umum :Jumlah Kaki dan Jari :4 dan 5 jari dengan cakar  yang tajam  .Warna sisik tubuh  : abu- abu gelap sampai merah batu bata., Gigi : 60 buah gigi, panjang sekitar 2.5 cm, yang kerap berganti. Ukuran Tubuh : Besar .Panjang Tubuh ; 3 meter. Berat : 70 kg
c.       Ciri Khas : Komodo tak memiliki indera pendengaran, meski memiliki lubang telinga.Biawak ini mampu melihat hingga sejauh 300 m, namun kurang baik melihat di kegelapan malam,Komodo mampu berdiri di atas kedua kakinya,  kebiasaannya menelengkan kepalanya ke kanan dan ke kiri ketika berjalan, komodo dapat mendeteksi keberadaan daging bangkai sejauh 4—9.5 kilometer. Makanan  : reptil lain,burung dan telurnya, mamalia kecil.
d.      Habitat      : padang rumput kering terbuka, sabana dan hutan tropis pada ketinggian rendah
e.       Status : oleh IUCN Redlist dikatagorikan dalam status konservasi Rentan(Vurnerable)
f.       Penyebaran: Pulau komodo, flores,rinca dan padar indonesia
g.      Asal  :Pulau komodo, flores,rinca dan padar indonesia.
h.      Perilaku: aktif pada siang hari ,binatang yang penyendiri, berkumpul bersama hanya pada saat makan dan berkembang biak .Untuk tempat berlindung, komodo menggali lubang selebar 1–3 meter. Musim kawin terjadi antara bulan Meidan Agustus, dan telur komodo diletakkan pada bulan September.[Selama periode ini, komodo jantan bertempur untuk mempertahankan betina dan teritorinya dengan cara "bergulat"
i.        Reproduksi  :Musim kawin terjadi antara bulan Meidan Agustus, dan telur komodo diletakkan pada bulan September.[Selama periode ini, komodo jantan bertempur untuk mempertahankan betina dan teritorinya dengan cara "bergulat"


4.      Description: D:\foto dr camera\100_2822.JPGUlar Boa









a.      Sistematika:
Kingdom              : Animalia
Filum                    : Chordata
Kelas                    : Reptilia
Ordo                    : Squamata
Famili                   : Boidae
Genus                   : Boa
Spesies                 : Boa constrictor

b.      Ciri umum : warna tubuh : kuning hingga kecoklatan, panjang tubuh : 4 meter, ukuran tubuh : besar,  berat: (27 kg), jenis : tidak berbisa ,umur hidup :  jika dipelihara dengan baik biasanya bisa   mencapai  umur 30 thn.
c.        Ciri Khas    : ular boa dapat beradaptasi/berbaur kedalam habitat mereka, tubuh ular boa dapat menjadi cokelat, hijau, merah, atau kuning.
d.      Perilaku : Ular Boa memiliki kemampuan sama seperti Ular Anaconda yaitu sebagai perenang yang sangat baik, Rahang Ular Boa dapat meregang lebar untuk menelan seluruh mangsa besar.  Rahang mereka dipenuhi dengan gigi kecil bengkok untuk meraih dan menggigit mangsa, sementara otot/tubuh ular boa  membungkus dan meremas tubuh korban sampai mati lemas.
e.       Reproduksi : Ular Boa betina menetaskan telur dalam tubuh mereka dan melahirkan sampai 60 bayi hidup. Ular-ular Boa ketika lahir sekitar 2 kaki (0,6 meter) dan tumbuh terus sepanjang 25 sampai 30 tahun jangka hidup mereka.
f.       Habitat: di daerah tropis seperti Amerika Selatan, tanah kering, terutama dalam lubang berongga
g.      Makanan :Mamalia Kecil, tikus, burung dll
h.      Status : beberapa boa terancam punah dan sebagian besar ular boa dilindungi.
i.        Penyebaran :Amerika, Brazil, columbia, dan venezuela.
j.        Asal : Mexico sampai dengan America Selatan termasuk kepulauan disekitarnya















5.      Ular Malayan pit Viper

Description: D:\foto dr camera\100_2843.JPG










a.      Sistematika :
Kerajaan    : Animalia
Filum         : Chordata
Kelas         : Reptil
Ordo          :Squamata
Famili        :Viperidae
Genus        :Calloselasma
Spesies      :C. Rhodostoma

b.      Ciri – ciri Umum: Bersisik kering, kepalanya yang seakan-akan bentuk segi tiga. jenis : berbisa , di antara mata dan lubang hidungnya terdapat lubang (pit).Tubuh : memiliki tubuh tebal dan kepala yang lebih lebar dari lehernya, warna Tubuh :kemerahan pada bagian perutnya, dan memiliki corak segitiga berwarna coklat. terdapat pola panah berwarna coklat tua pada tiap sisi kepalanya.

c.       Ciri Khas :mempunyai taring yang panjang dan boleh digerak-gerakkan.
tanda-tanda gigitan ular jenis ini ialah:
sakit yang amat sangat pada tempat gigitan (dalam masa 5 minit), bekas gigitan akan membengkak dan perubahan warna akan, berlaku pada kulit dalam masa setengah jam.Pendarahan yang tidak berhenti pada kesan gigitan. pendarahan pada gusi, usus dan saluran kencing.
darah tidak membeku.
keracunan yang teruk boleh menyebabkan bahagian lutut dan lengan atas membengkak dalam masa 2 jam disertai dengan pendarahan.
d.      Habitat  :Hutan hujan, perkebunan, lahan pertanian, dan pedesaan.
e.       Penyebaran : Thailand, Laos, Kamboja, Jawa, Sumatra, Malaysia, Vietnam,   Burma, dan China
f.       Status   : dilindungi
g.      Perilaku : Ular ini biasamelata di atas tanah untuk mencari makanan,bisa menyamarkan diri ketika menunggu mangsa. ular ini tidak mencuba melarikan diri ketika mendengar bunyi hewan  yang mendekati, baik besar mahupun kecil. Efek klinis : Terkena bisa 60% - 80% berpotensi mematikan. Tingkat kematian sekitar 45% - 70%.
h.      Reproduksi  : Menetaskan telur di dalam perutnya dan melahirkan.











6.      Tiliqua gigas

a.      Sistematika :
Kingdom               :Animalia
Phylum     
            :Chordata
Subphylum            :Vertebrata
Class                      :Reptilia
Order                     :Squamata
Suborder   
            :Lacertilia
Family      
            :Scincidae
Genus                    :Tiliqua
Spesies      
            : Tiliqua gigas
b.      Ciri Umum : Kadal ini memiliki ciri sisik sikloid yang berukuran relative besar dengan permukaan kesat kering, sisik kepala memiliki lempeng yang termodifikasi menjadi sisik dengan nama tersendiri, anggota familia Scincidae juga memiliki ekor cukup panjang bulan dan umumnya dapat melakukan autotomy. Hewan ini juga memiliki area persebaran yang cukup luas dan umum ditemukan di area perumahan terutama Indonesia.
c.       Makanan :Kadal panan memakan serangga, hewan kecil, buah dan sayuran ayuran
d.      Habitat : Habitat kadal ini di hutan, gurun, tempat yang dekat dengan air bersih, tempat lembab dan gelap, dan dibawah kayu

e.       Penyebaran : Papua Nugini dan Australia
f.       Asal : Papua Nugini
g.      Ciri Khas  : Kadal ini memiliki ciri khas yang tidak dipunyai oleh kadal lain nya yaitu memiliki lidah yang berwarna biru (Blue Tongued Skink)
h.      Status : Dilindungi
i.        Reproduksi : Kadal Panana bereproduksi secara Ovovivivar atau bertelur dan melahirkan sama hal nya seperti kadal lainnya. jantan dan betina akan hidup terpisah. Betina bisa melahirkan 5-14  ekor anak berukuran 13 cm, usia kandungan selama 3-5 bulan.
j.        Perilaku :Banyak menghabiskan waktunya ditanah, Beraktivitas pada malam dan siang hari, pemalu, memutuskan ekor, mendesis, tidak berbisa. Spesies yang paling cerdas diantara kadal biasanya. Misalnya, mereka dapat mengenali suara, mengenali orang, dan tidak pernah buang air besar dalam terariumnya. Mereka hidup lebih lama daripada kadal lainnya, biasanya hidup lebih lama dari anjing dan kuncing. Rentang hidupnya yaitu sekitar 20-30 tahun. Mereka menyenangkan untuk berinteraksi dengan manusia, menyenangkan untuk memegang, menyenangkan untuk mengambil tempat.













7.      Ular Weling

a.      Sistematika: 
Kingdom         :Animalia
Phylum            :Chordata
Subphylum      :Vertebrata
Class                :Reptilia
Order               :Squamata
Family             :Elapidae
Genus              :Bungarus
Spesies             :Bungarus Fasciatus

b.      Morfologi : Warna Sisik Tubuh ; Dorsal : Hitam dan Putih dan Ventral : Putih polos, Gigi         : tidak ada. Ukuran Tubuh : Besar dan ramping, Panjang Tubuh: 100-155 cm maks 2 meter
c.       Ciri Umum : Ular ini memiliki tubuh yang berwarna belang dan biasanya terdapat noktah-noktah kehitaman atau kecoklatan pada bagian putihnya. Belang yang pertama paling lebar, mencankup pula kepalanya yang berwarna hitam, dan lebih lebar dari pada belang putihnya. Semakin ke belakang, belang hitamnya semakin sempit dan semakin seimbang, sebanding atau lebih sempit dari putihnya, warna hitamnya terkadang agak kecoklatan atau kebiruan, dan putihnya terkadang agak kekuningan. Sisi ventral (perut) berwarna putih seluruhnya atau sedikit kekuningan.
d.      Makanan : Karnivora, ular lainnya, kadal, dan katak
e.       Habitat : Terestrial, tumpukan kayu, batu, dan hutan
f.       Penyebaran            : Asia tenggara, Jawa, Bali
g.      Asal : Asia Tenggara
h.      Ciri Khas    : Ciri Khas dari ular ini adalah warna tubuhnya yang belang
i.        Status          : Beresiko rendah
j.        Reproduksi : Ular weling bereproduksi secara Ovivar (bertelur), setiap bertelur bisa menghasilkan 10 butir telur.
k.      Perilaku      : Ular weling termasuk ular yang Nokturnal (aktif pada malam hari), Ular ini juga penakut dan lamban (di siang hari), dan mengeluarkan bisa yang mematikan.


8.      Sanca Bibir Putih
Description: F:\ \search lely\lena\440px-Leiopython_albertisii.jpg

a.      Sistematika :
Kingdom                 : Animalia
Filum                       : Chordata
Class                        : Reptilia
Ordo                                    : Squamata
Famili                      : Phytonidae
Genus                      : Bothrochilus
Spesies                     : Leophyton/Borthrochilus  Albertisi
b.      Morfologi : warna sisik tubuh : coklat tua, dorsal hitam cerah, caudal orange atau coklat terang, ventral berwarna putih. Panjang Betina 213 cm, jantan 300 cm.
c.       Status : dilindungi
d.      Asal : Papua
e.       Penyebaran : Pulau Papua
f.       Habitat : Rawa-rawa, Hutan Hujan tropis
g.      Makanan : Mamalia kecil, tikus, burung.
h.      Reproduksi : Perkembangbiakan secara bertelur (ovivar). Menghasilkan 8-15 butir telur pada musim kawin. Berbentuk oval dan berwarna putih. Melewati masa inkubsi selama 48 hari
i.        Perilaku : Banyak menghabiskan waktunya ditanah, Beraktivitas pada malam dan siang hari, pemalu. Bersembunyi ketika ada predator kemudian bersembunyi dibalik batu atau seresah pohon
9.      Milk Snake

a.      Sistematika:
Kerajaan    : Animalia
Filum         : Chordata
Kelas         : Reptilia
Ordo          : Squamata
Famili        : Colubridae
Genus        : Lampropeltis
Spesies       : L. Triangulum
b.      Pola warna: Berwarna merah, hitam, dan putih.
c.       Panjang tubuh: Berukuran 110 cm dan ukuran ular ini tidak terlalu besar.
d.      Perilaku: Milk snake adalah ular yang sangat pemalu dan termasuk hewan kanibal yaitu dapat memakan sejenisnya.
e.       Habitat: Semak belukar dan diantara daun-daun kering yang ada di hutan.
f.       Makanan: Tikus dan reptile, tetapi biasanya binatang-binatang yang dimakannya.
g.      Asal: Berasal dari Kanada bagian tenggara .
h.      Penyebaran: Kanada, Amerika, Asia dan Australia.
i.        Reproduksi: Bertelur
j.        Status: Dilindungi
10.  King Kobra


a.      Sistematika :
Kerajaan          : Animalia
Filum               : Chordata
Kelas               : Reptilia
Ordo                : Squamata
Famili              : Elapidae
Genus              : Ophiophagus
Spesies            : Ophiophagus hannah
b.      Pola warna: King kobra memiliki sisik yang berwarna kecoklatan terkadang berwarna putih dan bercak hitam
c.       Ukuran tubuh: Panjang tubuh 5.5 meter dan berat 6 kg hingga 20 kg, umur king kobra dapat mencapai 20 tahun.
d.      Habitat: Badan air seperti danau dan sungai.
e.       Makanan: Biasanya sesama ular, ular yang berbisa atau ular yang tidak berbisa, kadal, burung dan hewan pengerat.
f.       Ciri Khusus: King kobra mencium mangsanya menggunakan lidahnya yang bercabang yang berfungsi mengambil aroma dan menghantarkannya ke reseptor sensorik khusus yang disebut organ Jacobson. Selain dengan mencium, king kobra pun melakukan pelacakan mangsa dengan cara penglihatan yang tajam dan kepekaan terhadap getaran mangsanya. Cara makan king cobra yaitu menelan langsung seluruh mangsanya. Hal ini dimungkinkan karena rahangnya sangat fleksibel yang dihubungkan oleh ligamen lentur.
g.      Perilaku: King kobra termasuk ular yang pemalu dan menghindari konfrontasi dengan manusia. Tetapi apabila king kobra sudah merasa terancam, dia akan mengembangkan tudungnya yang ada di sekitar leher. King kobra memiliki racun dengan bisa yang bersifat neurotoksik dan dapat membunuh manusia dengan satu gigitan. Racun king cobra terbuat dari protein dan polipeptida. Racun ini menyerang sistem saraf yang memicu nyeri, penglihatan kabur, vertigo, mengantuk, dan kelumpuhan. Koma dan kematian bisanya mengikuti karena kegagalan sistem kardiovaskular dan pernapasan. King kobra sangat bergantung pada racun neurotoksik sebagai mekanisme pertahanan, tetapi jika berhadapan dengan predator alami yang kebal terhadap racun, mereka akan melarikan diri atau mengembangkan tudung sambil mendesis. Satu-satunya anti-racun untuk gigitan king cobra diproduksi di Thailand dan India
h.      Reproduksi: King cobra dikenal dapat membuat sarang untuk telur mereka. Ular betina akan mengumpulkan bahan untuk sarang dan meletakkan telurnya hingga 50 butir telur. Telur kemudian akan menetas dalam waktu 80 hari. Anak king cobra yang baru menetas berukuran 50 cm dengan warna hitam dan putih.
i.        Penyebaran: Selatan Thailand, Malaysia, Sumatra, Kalimantan, Filipina.
j.        Status: Dilindungi
           





11.  Kobra

Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj6oBNYqwdDLci-ys_jhzOOAHuv9i1mhKFS18V2d9Doc2iCP9-7RFZsjw3SdE8Lvg4wMdCn1h_gvs85TbdnxvLHsfHaGM70kpcQeKeEHxnjqFxV0OGDTxJxwt3DsLTtb3m-NAjKzTJICaKu/s1600/Manfaat+Ular+Cobra.jpg

a.      Sistematika :
Kerajaan    :           Animalia
Filum         :           Chordata
Kelas         :           Reptilia
Ordo          :           Squamata
Famili        :           Elapidae
Genus        :           Naja
Spesies      :           Naja sputatrix

b.      Morfologi : Memiliki panjang tubuh yang lebih kecil yaitu hanya 130 cm-185 cm dan berat kobra lebih kecil dibandingkan denga king kobra.
c.       Pola warna: Warna tubuh kobra yaitu coklat kehitam-hitaman.
d.      Penyebaran: Kobra tersebar di India, Pakistan, Sri Lanka, Bangladesh, dan Indonesia.
e.       Habitat: Biasanya kobra senang berada di daerah tropis dan gurun.
f.       Perilaku: Kobra termasuk ular yang tidak pemalu dan gerakannya gesit.
g.      Makanan: Tikus dan katak.
h.      Ciri khas : Kobra memiliki racun berbisa yang bersifat neurotoxin dan haemotoxin, yang berguna untuk melumpuhkan syaraf dan otot korbannya dalam beberapa menit. Pada saat kobra merasa terancam dia akan mengembangkan lehernya seperti sendok, maka dari itu ular kobra disebut juga ular sendok, tetapi leher ular kobra lebih lebar dibandingkan dengan leher king kobra.
i.        Reproduksi: Kobra bisa menghasilkan 5-20 butir telur, dimana dalam waktu kurang lebih 88 hari setelah keluar. Pada pejantan, ular ini memiliki alat kelamin bernama hemypenis. Sedangkan untuk betina, dia memiliki ovarium serta saluran telur atau oviduk yang akan menjaga proses perkawinan tersebut secara berkualitas.   
j.        Status: Dilindungi


12.  Sanca Air

Description: D:\zoover taman safari\A13.jpg

a.      Sistematika :
Kerajaan          :           Animalia
Filum               :           Chordata
Kelas               :           Reptilia
Ordo                :           Squamata
Famili              :           Phytonidae
                        Genus              :           Phyton
Spesies            :           Phyton molurus

b.      Morfologi : Panjang jantan bisa mencapai 9 m sedangkan betina bisa mencapai 5 meter.
c.       Pola Warna: Warna dasar kulitnya coklat muda hingga coklat tua, ada pula yang kuning atau krem, dengan belang-belang hitam atau coklat tua.
d.      Penyebaran: Di India, Bangladesh, Pakistan hingga Nepal hingga ke Indonesia, Laos, Myanmar, Thailand, Vietnam, dan Malaysia. Di Indonesia, ular sanca bodo (Python molurus) dapat ditemukan di Sumatera, Kalimantan, Jawa, Sumbawa, hingga sebagian Sulawesi.
e.       Habitat: Rawa-rawa sungai dan hutan hujan
f.       Perilaku: Nokturnal, namun sanca air juga senang berkeliaran disiang hari. Hewan yang banyak dijadikan peliharaan ini ini mematikan mangsanya dengan cara melilit tubuhnya.
g.      Makanan: Mamalia kecil, tikus, anak buaya, burung ataupun ayam
h.      Ciri khas: Sisiknya hampir mirip dengan ular pelangi
i.        Reproduksi: Seekor ular air betina sekali bertelur bisa mencapai 40 butir bahkan lebih. Telur-telur tersebut akan menetas setelah 60-80 hari. Panjang anak yang baru menetas tersebut  berkisar 60-70 cm.
j.        Status: Status di lindungi, “Near Threatened” (Hampir Terancam).


13.  Biawak Hijau








a.      Sistematika :
Kingdom         :animalia
Phylum            : chordata
Kelas               : reptilia
Ordo                : squamata
Famili              : varanidae
Genus               : varanus
Spesies            : Varanus prasinus kordii

b.      Morfologi : Jumlah kaki dan jari  : 4, 5 bercakar, Warna sisik tubuh : Hijau belang hitam ,Ukuran tubuh : Sedang , Panjang tubuh :75-100 cm
c.       Status : Belum dievaluasi statusnya
d.      Asal : Papua
e.       Penyebaran : Papua,Irian jaya sampai Pauan nugini
f.       Habitat : Hutan tropis, rawa-rawa, atau pohon-pohon                       
g.      Makanan : Serangga,binatang pengerat ,anakan burung. 
h.      Ciri khas :  Hampir keseluruhan tubuhnya bewarna hijau muda hingga hijau keabu-abuan dengan beberapaa sisik hitam yang tersebar merata. Memiliki kuku yang panjang dan tajam,memiliki kaki yang besar dan kasar sehingga dapat membantu saat memanjatdan berpegangan pada permukaan pohon yang kasar. Ekornya yang panjang juga membantu keseimbangan saat berada dipohon dan menjadi senjata saat keadaan terdesak.
i.        Reproduksi : Betina mampu menghasilkan telur 2-5 butir telur .telur disimpan dalam sarang rayap pohon.telir akan menetas hingga 160-190 hari ,iawak yang telah menetas biasanya memakan rayap pohon sebagai sumber protein pertamanya.
j.        Perilaku : Hewan ini aktiv pada siang hari melompat dari dahan satu edahan yang lain untuk meghndari mangsanya Biawak ini hampir sebagian besar hidupnyatidak pernah turun dari pohon.





















14.  Biawak Biru










a.      Sistematika
Kingdom   :animalia
Phylum      : chordata
Kelas         : reptil
Ordo          : squamata
Famili        : varanidae
Genus        : varanus
Spesies      : Varanus macraei

b.      Morfologi : Jumlah kaki dan jari : 4 dan berkuku panjang,  Warna sisik tubuh : Dorsalnya gelap berbintik biru, ventral gelap, Ukuran tubuh       : jantan lebih besar dibandingkan betina, Panjang tubuh : dapat mencapai sampai 35 cm ( jantan lebih besar dibandingkan betina.
c.       Status  : Belum dikonservasi statusnya
d.      Asal : Pulau Batanta
e.       Penyebaran : Papua nugini,Pulau Batanta, Irian Jaya,
f.       Habitat : Hutan tropis, tepi sungai
g.      Makanan : Serangga, ngengat,jangkrik,kadal.telur burung dan jenis vertebrata lainnya.
h.      Ciri khas : Tubuhnya tampak gepeng dibagian punggung dan bewarnna kehitaman atau abu abu yang sangat gelap atau ditandai dengan bintik bintik berbentuk mata kehijaun.Lidah biawak ini bewarna merah muda pucat .Ukuran ekornya 2/3 dari panjang tubuhnya keseleruhan . Sisik nuchalnya terdapat pada bagian leher ,bertekstur halus,sedangkan sisik caudalnya berderet dan berbentuk cincin-cincin yang terpisah.
i.        Reproduksi : Setiap kali betina bertelur antar 3-6 butir ,telur di inkubasi diserasahan dan daunan atau di timbin tanah da akan menetas pada kurun waktu 150 hari.
j.        Perilaku: Biawak ini aktiv di siang hari dan lebih menghabiskan waktunya di pepohonan. Cakarnya yang tajam mempermudah memanjat tanpa kesulitan.Spesies pemalu dan menghindari predator denan meloncat dari satu pohon kepohon yang yang lainya dan bersembunyi di antara  sela-sela batang pohon.


























15.  Biawak Agus









a.      Sistematika :
Kingdom         :animalia
Phylum            : chordata
Kelas               : reptil
Ordo                : squamata
Famili              : varanidae
Genus              : varanus
Spesies            : Varanus goldii

b.      Morfologi : Jumlah kaki dan jari  : 4 dan 5, Warna sisik tubuh : Dorsal bercorak bintik hijau dan ventral sedang , Ukuran tubuh : Sedang, Panjang tubuh : 2 meter
c.       Status : Belum dikonservasi statusnya
d.      Asal : Papua
e.       Penyebaran : Dibagian timur Indoneia, Papua nugini dan Australia
f.       Habitat : Padang rumput atau daerah terestial
g.      Makanan : Tikus kecil dan pengerat,jangkrik,siper wom, hati sapi dan telur yang direbus
h.      Ciri khas : Biawak argus mampu bertahan hidup dengan suhu 26-30º derejat celcius dan suhu berjemur 40º celcius. Memiliki kaki belakang yang kuat. Biawak argus adalah jenis biswak yang kuat dan hidup dipadang rumput. Biawak argus dapat dipelihara dengan manusia cukup di beri kandang sesuai ukuran badanya. Biawak argus dapat dipelihara dengan suhu 26-30 celcius dan shu berjemur 40 celcius. Bayi biawak argus dapat di pelihara dalam  aquarium 60 cm namun pertumbuhan biawak argus sangat cepat jika ukuran biawak semakin besar maka harus segera diganti kandangnya. Dan untuk mengetahui jenis kelamin pada biawak ini tidak mudah tapi biasanya janyan lebih besar daripada betina.
i.        Reproduksi :Biawak ini berkembang biak dengan cara bertelur  atau ovivar. Biasanya betina bertelur 3-6 butir telur,masa menetas sampai 190 hari
j.        Perilaku : Mampu berdiri dengan kedua kaki belakangnya . Namun kurang mahir dalam memanjat dan berenang. Menghabiskan waktunya di padang rumput dan daerah terestial. Sangat aktiv dalam mengejar mangsanya dan sangat agresif.



















16.  Biawak hitam










a.      Sistematika :
Kingdom         :animalia
Phylum            : chordata
Kelas               : reptil
Ordo                : squamata
Famili              : varanidae
Genus              : varanus
Spesies            : Varanus beccari

b.      Morfologi : Jumlah kaki dan jari  : 4 dan 5, Warna sisik tubuh : Dorsalnya hitam gelap ventralnya sedikit terang, Ukuran tubuh :  Sedang , Panjang tubuh : 1 meter, Status : Least Concern (IUCN)
c.       Asal : Papua Nugini
d.      Penyebaran : Kepulauan Aru dan Papua nugini
e.       Habitat : Semiterestial dan Aboreal
f.       Makanan : Karnivora, seperti mamalia kecil dan serangga
g.      Reproduksi : Biawak jantan memliki tubuh lebih besar dan panjang dibandingkan biawak betina kepalanya juga lebih besar. Biawak jantan memiliki keunikan pada kelaminya yaitu hemi-penis. Hemi penis merupakan benjolan kelamin,biawak jantan memiliki dua tonjolan. Biawak ini berkembang biak dengan telur. Dalam satu siklus biasanya menghasilkan 3-5 telur
h.      Perilaku : Biawak jenis ini adalah soliter (mennyendiri),beraktivitas disiang hari (diurnal). Pada umumnya sangat agresif terutama jika dalam keadaan mendesak akan menggigit atau mencambukan ekornya ke lawan/pengganggunya. lebih senang hidup dipohon-pohon,karena memliki kemampuan memanjat yang sangat baik. Ekornya yang panjang (spiral) digunakan untuk mengaitkan tubuhnyapada tangkai atau dahan agar tetap seimbang dan tidak jatuh .


17.  Anaconda

a.      Sistematika :
Kingdom         : Animalia
Filum               : Chordata
Kelas               : Reptilia
Ordo                : Squamata
Famili              : Boidae
Genus              : Eunectes
Species            : E. murinus
b.      Morfologi : Jumlah kaki dan jari: tidak ada, Warna sisik tubuh dorsal dan ventral: Warna kehitaman dengan corak belang-belang hitam di punggung, Corak ini berfungsi sebagai kamuflase (penyamaran) di antara pepohonan dan dedaunan di hutan yang berawa. Ukuran tubuh (kecil/sedang/besar) Panjang tubuh: Ukuran tubuh bisa  sampai 9 meter. Gigi : Mempunyai gigi taring yang panjang dan kuat
c.       Ciri khas : Warna kehitaman dengan corak belang-belang hitam di punggung, Corak ini berfungsi sebagai kamuflase (penyamaran) di antara pepohonan dan dedaunan di hutan yang berawa.
d.      Makanan : Rusa, kijang dan binatang lainnya
e.       Habitat : Hidup di antara pepohonan dan dedaunan di hutan yang berawa
f.       Persebaran : Daerah tropis Amerika Selatan di sekitar sungai Amazon dan lembah Orinoco, di Guyana sampai Trinidad
g.      Asal : Sungai Amazon
h.      Status : Tidak dilindungi, namun terpengaruh terhadap berkurangnya hutan hujan sebagai habitat mereka
i.        Perilaku :Pada dasarnya anaconda adalah hewan nokturnal. Nokturnal artinya aktif pada malam hari. Sedang pada siang hari satwa ini suka berjemur di pohon atau di air dangkal. Anaconda adalah perenang yang sangat baik, tetapi juga memanjat pohon untuk berjemur atau mengeringkan tubuh. Ular ini bergerak lamban di darat, tapi sangat lincah di dalam air. Oleh karena itu anaconda memanfaatkan air rawa atau sungai menghindari predator dan bersembunyi saat berburu. Mata dan lubang hidung berada di atas kepala mereka, yang memungkinkan mereka untuk bernapas dan melihat sekitar permukaan air sementara tubuhnya sepenuhnya terendam. Saat berburu ular ini melakukannya sendirian. Anaconda berburu di tepi perairan menunggu mangsanya untuk minum. Dalam satu serangan anaconda membelit dan menarik mangsanya ke dalam air. Anaconda adalah konstriktor yaitu ular yang berburu dengan cara membelit mangsanya sampai tidak bisa bernapas dan mati lemas. Anaconda membutuhkan waktu sekitar 3-4 menit untuk mematikan mangsanya dengan cara ini.
Rahangnya dihubungkan oleh ligamen (jaringan penghubung tulang) yang bisa melar sehingga memungkinkan ia menelan mangsanya secara utuh, seberapapun besarnya. Setelah makan hewan besar, ia bisa hidup berminggu-minggu tanpa makan sama sekali.
j.        Reproduksi : Anaconda betina siap bereproduksi setelah mencapai usia 4 tahun. Masa kehamilan anaconda sekitar 6 bulan. Anaconda adalah hewan yang bereproduksi secara ovovivivar (bertelur beranak) artinya anaconda betina menyimpan telur dalam perutnya dan pada saatnya melahirhan anak yang sudah menetas dari telur. Seekor anaconda betina mampu melahirkan hingga 80 ekor bayi anaconda sekali melahirkan, namun rata-rata seekor betina melahirkan 20-30 ekor bayi anaconda. Bayi-bayi anaconda berukuran antara 70 – 80 cm ketika dilahirkan dan segera dapat berenang dan berburu. Anaconda dapat hidup di alam liar selama 10 sampai 30 tahun.





18.  Sanca Air 


a.      Sistematika :
Kerajaan    : Animalia
Filum         : Chordata
Kelas         : Reptilia
Ordo          : Squamata
Famili        : Pythonidae
Genus        : Python
 Spesies     Python molurus

b.      Morfologi : Jumlah kaki dan jari : tidak ada, Warna sisik tubuh dorsal dan ventral : coklat, Ukuran tubuh: sedang, Panjang tubuh : 5-9 meter
c.       Ciri khas : Warna dasar kulitnya coklat muda hingga coklat tua, ada pula yang kuning atau krem, dengan belang-belang hitam atau coklat tua.
d.      Makanan : Tikus dan mamalia kecil
e.       Habitat : Rawa-rawa sungai dan hutan hujan
f.       Penyebaran : India, Bangladesh, Pakistan hingga Nepal hingga ke Indonesia, Laos, Myanmar, Thailand, Vietnam, dan Malaysia. Di Indonesia, ular sanca bodo (Python molurus) dapat ditemukan di Sumatera, Kalimantan, Jawa, Sumbawa, hingga sebagian Sulawesi.
g.      Asal : Indonesia
h.      Status : Dilindungi
i.        Perilaku : Ular sanca bodo secara alami mendiami hutan tropis basah. Ular ini senang berada ditempat yang tidak jauh dari air atau tempat lembab bahkan kadang di dekat pemukiman. Ular sanca bodo lebih suka berada di tanah dari pada bergulung di pohon, tetapi sesekall dia akan memanjat pohon untuk mendapatkan sinar matahari guna menaikkan suhu tubuhnya. Meskipun hewan ini termasuk binatang nokturnal (beraktifitas di malam hari), namun sanca bodo juga senang berkeliaran disiang hari. Hewan yang banyak dijadikan peliharaan ini ini mematikan mangsanya dengan cara melilit tubuhnya. Makanan kesukaan sanca bodo antara lain tikus, luwak, kera, juga hewan besar seperti babi hutan, rusa dan kijang. Selain itu mereka makan pula burung dan ayam hutan.
j.        Reproduksi : Seekor ular sanca air betina sekali bertelur bisa mencapai 40 butir bahkan lebih. Telur-telur tersebut akan menetas setelah 60-80 hari. Panjang anak yang baru menetas tersebut  berkisar 60-70 cm.



















19.  Sanca Batik

a.      Sistematika :
Kingdom         : Animalia
Filum               : Chordara
Kelas               : Reptila
Ordo                : Squamata
Famili              : Phythonidae
Genus              : Phyton
Spesies            : Phyton reticulatus
b.      Morfologi : Jumlah kaki dan jari : Tidak ada, Warna sisik tubuh dorsal dan ventral : coklat muda hingga coklat tua, Ukuran tubuh (kecil/sedang/besar), ukuran tubuh : Panjang bisa mencapai 10 meter
c.       Ciri khas : Mempunyai corak seperti batik
d.      Makanan : Tikus, kelinci, marmut dan ayam
e.       Habitat : Hidup di hutan-hutan tropis yang lembab
f.       Penyebaran : Asia Tenggara mulai dari Kepulauan Nikobar, Burma hingga ke Indochina, ke selatan melewati Semenanjung Malaya hingga ke Sumatera, Kalimantan, Jawa, Nusa Tenggara (hingga Timor), Sulawesi dan ke utara hingga Filipina
g.      Asal : Indonesia
h.      Status : Status di alam liar Penyebarannya sangat luas tetapi jumlahnya yang berkurang, karena eksploitasi untuk mendapatkan kulit dan dagingnya.
i.        Perilaku : Ular Sanca Batik atau hampir semua ular, saat makan tidak dikunyah dengan gigi melainkan ditelan seutuhnya sehingga gigi di mulut ular tidak memiliki fungsi untuk mengunyah, melainkan sekedar untuk memegang mangsanya agar tidak mudah terlepas, kemudian mangsa dilumpuhkan dengan melilitnya kuat-kuat (constricting) hingga mati kehabisan nafas, beberapa tulang di lingkar dada dan pinggul dari satwa mangsa akan patah, kemudian setelah mati mangsa ditelan bulat-bulat mulai dari kepalanya. Setelah makan, terutama setelah menelan mangsa yang besar, ular ini akan bertahan tidak makan untuk beberapa hari hingga beberapa bulan dan akan berendam diri terutama perutnya di air atau kondisi rawa hingga ia lapar kembali.
j.        Reproduksi : Perilaku gelisah dan menolak makan merupakan gambaran ular betina yang sedang berahi atau siap kawin. Adapun fase perilaku kawin pada ular antara lain yaitu fase pengejaran, fase pencarian ekor, fase penjajaran dan fase intromisi. Ular sanca bunting selama 4,5 bulan dan selama masa kebuntingan, induk ular akan mencari lokasi sarang yang cocok dan optimal untuk perkembangan telur-telurnya. Jumlah telur Ular Sanca Batik sekali bertelur antara 10 hingga 100 butir, telur-telur ini dierami pada suhu 88-90 °F (31-32 °C) selama 80-90 hari, bahkan bisa lebih dari 100 hari. Ular sanca betina akan melingkari telur-telurnya sambil berkontraksi. Gerakan otot ini menimbulkan panas yang akan meningkatkan suhu telur beberapa derajat di atas suhu lingkungan. Ylar sanca betina akan menjaga telur-telurnya dari pemangsa hingga menetas, namun begitu menetas, bayi-bayi ular itu ditinggalkan dan nasibnya diserahkan ke alam.










20.  Sanca hijau 
Description: ular sanca hijau
a.      Sistematika :
Kingdom         : Animalia
Filum               : Chordata
Class                : Reptilia
Ordo                : Squamata
Famili              : Boidae
Genus              : Chondrophyton
Species            : Chondrophyton viridis
b.      Morfologi : Jumlah kaki dan jari : tidak ada, warna tubuh dorsal dan ventral : hijau menyeluruh, ukuran tubuh kecil, panjang tubuh 1,5-1,8 meter.
c.       Ciri khas : Memiliki corak warna hijau menyeluruh
d.      Makanan : mamalia kecil
e.       Habitat : Hidup di daerah tropis, hutan hujan tropis, dan hutan pegunungan, baik hutan primer maupun hutan sekunder yang lembab.
f.       Penyebaran : Tersebar luas di Pulau Irian (Papua), sampai ke Pulau Aru dan Queensland ( Australia )
g.      Asal : Indonesia
h.      Status : Dilindungi
i.        Perilaku : Merupakan hewan nokturnal, Ular pohon hijau menunjukkan dua postur yang berbeda tergantung pada apakah mereka sedang beristirahat atau berburu. Dalam postur beristirahat, tubuh ular adalah melingkar dan tergantung di cabang horizontal atau anggur. Ketika berburu, ular pohon hijau sering berlada di lubang pohon atau vegetasi epifit.
j.        Reproduksi : Terjadi pada bulan Agustus-Januari, ovivar. Di alam liar, betina berbaring cengkeraman mereka pada Oktober lalu induk mereka untuk sekitar 50 hari, tetapi hal ini dapat berkisar 39-60 hari.


21.  Buaya Muara


a.      Sistematika :
Kingdom   : Animalia
Filum         : Chordata
Kelas         : Reptilia
Ordo          : Crocodilia
Family       : Crocodylidae
Genus        : Crocodylus
Spesies      : Crocodylus porosus
b.      Morfologi : Jumlah kaki 4 (jari kaki depan 5 dan kaki belakang 4), Warna sisik tubuh abu-abu kehijauan berbintik hitam, Gigi runcing , Ukurang tubuh besar dengan panjang sekitar 3 meter.
c.       Perilaku : Untuk menstabilkan suhu tubuhnya buaya muara akan menjemur dirinya ditepian sungai sambil membuka mulutnya.Dapat melompat secara vertikal setinggi panjang tubuhnya. Memecahkan telurnya sendiri untuk membantu anaknya menetas.
d.      Ciri Khas : Merupakan jenis buaya terbesar di dunia. Moncong meruncing tapi cukup lebar pada bagian pangkal (berbentuk seperti huruf V). Tidak memiliki sisik lebar pada bagian tengkuk
e.       Makanan : Ikan , Rusa, Kerbau, Babi hutan, Unggas,dll.
f.       Habitat : Muara sungai, kadang bermigrasi hingga ke hulu sungai dan rawa-rawa.
g.      Asal dan Persebaran : Meliputi perairan teluk Benggala (Srilangka), Indonesia, Australia, hingga perairan Polinesia.
h.      Status Konservasi : Resiko rendah
i.        Reproduksi : Buaya muara bereproduksi pada musim penghujan, setelah melakukan fertilisasi buaya betina akan meletakan telurnya pada sarang yang terbuat dari dedaunan ditepian sungai dan dierami selama 98 hari. Dalam sekali bertelur buaya muara dapat menghasilkan sekitar 44 butir telur.























22.  Caiman


a.      Sistematika :
Kingdom         : Animalia
Filum               : Chordata
Kelas               : Reptilia
Ordo                : Crocodilia
Family             : Alligatoridae
Genus              : Caiman
Spesies            : Caiman crocodilus
b.      Morfologi : Jumlah kaki 4 (jari kaki depan 5 dan kaki belakang ,Warna sisik tubuh abu-abu berbintik hitam, Gigi runcing, Ukurang tubuh berkisar 1 sampai 2,5 meter
c.       Perilaku : Merupakan hewan nocturnal . Senang berendam dalam air. Ekornya sangat aktif ketika berenang.
d.      Ciri Khas : Memiliki bentuk tubuh yang lebih ramping dari buaya muara. Moncong lebar berbentuk U.
e.       Makanan : Mamalia kecil. Unggas, Crustacea, Ikan
f.       Habitat : Sungai ,Rawa-rawa, Danau
g.      Asal dan Persebaran : Meliputi wilayah Amerika tengah dan Amerika Selatan
h.      Status : Resiko rendah
i.        Reproduksi : Buaya caimans betina membangun sarang ditepian sungai. Buaya caimans betina meletakan 10-50 telur yang menetas dalam waktu 6 minggu. Setelah mereka telah menetas, Ibu caiman membawa anaknya ke kolam yang dangkal air dimana mereka dapat belajar bagaimana untuk berburu dan berenang.








23.  Buaya Hitam Afrika

Description: C:\Users\Lenovo\Desktop\unduhan.jpg

a.      Sistematika:
Kingdom               : Animalia
Filum                     : Chordata
Kelas                     : Reptilia
Ordo                      : Crocodilia
Family                   : Crocodylidae
Genus                    : Osteolaemus
Spesies                  : Osteolaemus tetrapsis

b.      Morfologi : Jumlah kaki 4 (jari kaki depan 5 dan kaki belakang 4). Warna sisi tubuh coklat/hitam. Gigi runcing .Ukuran tubuh kecil dengan panjang sekitar 1 meter
c.       Perilaku : Pemalu, akan bersembunyi pada lubang atau sarangnya ketika siang hari. Selalu menegakkan kepalanya bila merasa terancam
d.      Ciri Khas : Merupakan salah satu jenis buaya dengan ukuran paling kecil. Memiliki sisik ekor yang meruncing dan tajam.
e.       Makanan : Ikan, Amphibi, Crustacea
f.       Habitat : Rawa-rawa, anak sungai, kolam/danau.
g.      Asal dan Persebaran : Meliputi wilayah Afrika bagian barat
h.      Status : Vulnerable ( rentan)
i.        Reproduksi : Buaya hitam afrika bereproduksi dengan cara bertelur. Buaya betina akan membuat sarang dipinggir sungai atau dekat rawa-rawa.





























24.  Tegu


a.      Sistematika :
Kingdom         : Animalia
Filum               : Chordata
Class                : Reptilia
Ordo                : Squamata
Genus              : Tupinambis
Spesies            : Tupinambis Merianae
b.      Morfologi : warna sisik tubuh Kuning kecoklatan dan terdapat bentukan warna hitam melingkar seperti cincin yang terdapat dari bagian belakang mata sampai ujung ekor, panjang tubuh 1,5 meter.
c.       Status : Dilindungi
d.      Asal : Amerika
e.       Penyebaran : Amerika Serikat
f.       Reproduksi : Berkembang biak dengan cara bertelur, biasanya berjumlah 7-30 butir, telur-telurnya diletakkan di dalam lobang yang ditimbun menggunakan pasir dan seresah berupa daun-daun dan ranting kering. Telur menetas karena panas dari sinar matahari dan suhu hasil fermentasi daun. Anak-anak biawak tegu akan keluar sendiri dari sarangnya tanpa bantuan oleh induknya.
g.      Perilaku : Ekornya digunakan untuk menjaga keseimbangan pada saat satwa ini berenang dan mempertahankan diri dari ancaman musuhnya.Di dalam penangkaran, reptil ini mampu hidup hingga 20 tahun.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar